Selasa, 16 Februari 2010

rakit merakit bintang..





Tugas paedagogi pertama..

Tiap kelompok diberi 5 batang tusuk gigi dan 5 batang tusuk sate.
Instruksi : membuat kerangka bintang yang tidak rusak atau lepas kalau diangkat.
Awalnya disuruh memulai dengan tusuk gigi, kelompok kami nyaris berhasil,, nyaris.. yang artinya gagal. Lalu bu’ Dina menyuruh untuk mengganti tusuk gigi dengan tusuk sate dan FOILA! Berhasil dengan suksesnya..


Lebih mudah membuat bintang dari tusuk sate daripada tusuk gigi, karena ukuran tusuk sate lebih panjang sehingga dapat dengan mudah untuk menyangga dan mengaitkan ujung yang satu dengan yang lainnya dibandingkan dengan tusuk gigi yang berukuran kecil yang sulit untuk dikaitkan ujungnya karena kecil, yang jika semakin dipaksa bukannya berhasil, malah akan membuat tusuk gigi kecil itu patah. KRAK!
Cara kami menyelesaikannya, kami berenam saling bekerja sama dan saling berkomunikasi memberikan ide yang kami coba satu persatu yang dimana tiap anggota mengambil andil dalam membuat bintang dengan memegang ujung-ujung tusuk sate ketika dikaitkan agar tidak terlepas, lalu setelah merasa sudah terkait, kami melepasnya perlahan. Untuk lebih mempermudah, kami membuat pola bintang terelbih dahulu di alas untuk membuat bintangnya. Jadilah binyang nya!!!

Kelompok 4

Hari Muda (08-002)
Tania Arfiani (08-030)
Dean Mayrisa (08-034)
Ade Ari (08-081)
Erika Gresia (08-098)
Dini Arini (08-100)


keterkaitan dengan teori..

Dari permainan menyusun atau membentuk bintang dengan tusuk gigi atau tusuk sate, dapat kita kaitkan dengan landasan-landasan dalam pendidikan, yang meliputi landasan psikologis dan landasan sosialbudaya. Pertanyaannya, kenapa tusuk gigi lebih sulit untuk membentuk bintang daripada tusuk sate?

Kita mengetahui tusuk gigi lebih pendek dan keras daripada tusuk sate yang lentur. Secara psikologis setiap individu berkembang ke arah perkembangan yang wajar. Keadaan anak yang tadinya belim dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan, karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antar pendidik, anak didik, dan lingkungan.

Tugas perkembangan dapat didefenisikan sebagai suatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan individu. Apabila individu berhasil mencapai tujuan itu, maka dapat mendatangkan kebahagiaan dan membantu keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Jika tidak berhasil menyelesaikan salah satu perkembangan akan berakibat mendapat kekecewaan dan mangalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya.

Manusia sebagai makhluk soisalbudaya, dimana pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik denga anak didik. Hubungan pendidikan dengan nilai-nilai dan sikap-sikap modern, bahwa pendidikan mengubah tingkah laku, sikap dan kepribadian seseorang, sehungga sikap dan nilai-nilai seseorang itu berkembang kea rah yang lebih dinamis dan sempurna, pengaruh perubahan ini sebagai konsekuensi logis dari pendidikan dan sebaliknya. Karena itu sistem pendidikan dengan sistem yang lainnya dalam masyarakat mempunyai hubungan yang erat. Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi sistem sosial, ekonomi, kebudayaan, agama pilitik, dan lain-lain. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial berkaitan erat, pendidikan terlibat dalam semua jenis dan jenjang proses perkembangan sosial, baik dalam mobilitas sosial, mobilitas geografis, penduduk, partisipasi politik, dan sistem sosial lainnya.

Dengan begitu dapat disimpulkan kenapa tusuk gigi lebih sulit dibentuk daripada tusuk sate:

  1. Individu itu berkembang pada periode tertentu, dengan begitu makin berkembang individu akan mengalami perubahan dan makin mudah dibentuk

  1. Apabila tugas perkembangan diwal tidak selesai maka tugas yang lainpun akan sulit
  2. Individu harus memiliki hubungan dengan orang lain agar nilai-nilai, sikap, dan kepribadia dapat dibentuk, yaitu hubungan pendidik dengan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar