Kamis, 17 November 2011

SHARING DENGAN "KAK GANDA" KONSELOR SEKOLAH

Sharing ini dibuat untuk menambah pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling. hal yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut:
  1. Apa itu Konseling Sekolah. Konseling secara umum adalah proses membantu siswa memecahkan masalahnya sendiri. Sebenarnya tidak sesederhana itu, disini konselor harus merangkul jiwa konseli atau memahami jiwa dari konseli itu, dan kita juga harus melihat proses perkembangannya apakah itu memang wajar pada siswa tersebut
  2. Siapa yang cocok menjadi Konselor Sekolah. orang yang sudah mengikutu pendidkan di bidang bimbingan konseling atau pelatihan tentang bimbingan konseling biasanya sudah bisa menjadi konselor. jadi apabila sudah mahir atau sudah profesional di bidang bimbingan konseling sudah bisa jadi konselor.
  3. Peluang kerja Konselor. Peluang kerja untuk konselor sangat terbuka lebar, dikarenakan setiap sekolah membutuhkan yang namanya konselor sekolah. dimana kita ketahui bahwa satu orang konselor maksimalnya memegang siswa kurang lebih 50 siswa. jadi peluang kerja untuk konselor sangat besar.
  4. Apa saja kelemahan konselor sekolah.
  • Sekolah kurang menghargai konselor dan tidak tahu arti pentingnya konselor sekolah
  • Sekolah merasa tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk konselor sekolah
  • Sekolah beranggapan bahwa mereka bisa menangani masalah siswanya sendiri tanpa meminta bantuan seorang konselor sekolah.
  • Sekolah berasumsi bahwa dapat menyelesaikan masalah anaknya sendiri.   

Minggu, 13 November 2011

LAYANAN BIMBINGAN “PEMBERIAN INFORMASI”


Layanan Pemberian Informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lenig mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
            Dengan demikian, menurut pandangan Hoppock, informasi yang disajikan kepada siswa dan kemudian diolah oleh siswa, membantu untuk sekedar mengenal alternative-alternatif yang ada dan variasikondisi yang berlaku (information use), untuk menyelidiki semua kemungkinan dalam pilihan, tindakan dan bentuk penyesuaian diri (ek\xplonatory use), untuk memantapkan keputusan yang  sedikit banyak sudah diambil (assurance use), untuk mengecek ketelitian dan kesesuaian pengetahuan yang sudah dimiliki (evaluation use), untuk mendapat tilikan terhadap rencana, gagasan dan keinginan yang kurang realisris dan kurang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup (readjust ive use), dan untuk dihubungkan dengan data tentang diri sendiri supaya dapat diambil ketentuan yang mantap (synthesis use).
Tipe-tipe informasi:
  1. Informasi tentang Pendidikan Sekolah, yaitu mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan peneriamaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.
  2. Informasi tentang Dunia Pekerjaan, yaitu mencakup semua data mengenai jenis-enis pekerjaan yang ada di masyarakat.
  3. Informasi tentang Proses Perkembangan Manusia Muda Serta pemahamana terhadap manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dnpsikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antata perkembangan kepribadian dan pergaulan social di berbagai lingkungan masyarakat.

LAYANAN BIMBINGAN “PENGUMPULAN DATA”LAYANAN BIMBINGAN “PENGUMPULAN DATA”


Pengumpulan data sebagai salah satu komponen dalam program bimbingan yang sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan. Konponen in mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang siwa dan mahasiswa, menganalisis dan menafsirkan data, serta menyimpan data itu. Tujuan daripengumpulan data adalah mendapatkan pengertian yang lebig luas, lebih lengkap danlebih mendalam tentang masing-masing peserta didik, serta membantu siswa dan mahasiswa memperoleh pemahaman akan diri sendiri.
            Alat-alat pengumpul data tergolong dalam alat tes dan alat non tes. Alat tes dipergunakan dalam rangka teknik dan metode testing yang memberikan tekanan pada dimensi kuantitatif dari berbagai aspek dalam tingkah laku dankehnidupan batin sesorang, dengan mengukur barapa banyak dari aspek tertentu terdapat pada seseorang, misalnya berapa tinggi atau rendah taraf inteligensi siswa sekolah menengah. Alat nontes dipergunakan dalam rangka teknik dan metode nontes, yang pada umumnya lebih menyoroti dimensi kualitatif dalam tingkah laku dan kondisi kehidupan sesorang, misalnya bagaimana penilaian guru mengenai baik-buruknya sikap siswa dalam bekerja sama dengan teman-teman di kelas.
            Alat-alat tes menurut asoek isi:
  1. Tes Hasil Belajar
  2. Tes Kemampuan Intelektual
  3. Tes Kemanpuan Khusus atau Tes Bakat Khusus
  4. Tes Minat
  5. Tes Perkembangan Vokasional
  6. Tes Kepribadian

Alat-alat nontes
  1. Angket Tertulis
  2. Wawancara Informasi
  3. Otobiografi
  4. Anekdota
  5. Skala Penilaian
  6. Sosiometri
  7. Kunjungan Rumah
  8. Kartu Pribadi, data penting tentang seseorang
  9. Studi Kasus

SUMBANGAN ILMU-ILMU SOSIAL PADA BIMBINGAN


Bimbingan dan konseling tekah mengalami perkembangan yang pesat selama abad ini, bai dalam segi perluasan serta pendalaman pandangan teoritis mauopun dalam segi pelaksanaan praktis. Perkembangan itu dimungkinkan, antara lain karena bimbingan dan konseling memamafaatkan danmengintegrasikan hasilpemikiran dari kaum ahli dalam ilmu-ilmu social, seperti ilmu Sosilologi, Kebudayaan, Antripologi, Ekonomi serta Psikologi. Bahkan beberapa keyakinan dasar tentang manusia yang berpangkal pada pandangan religius dan filsafat, telah meresapi pelayanan bimbingan di instansi pendidikan. Kenyataan inilah yang  tercermin dalam kurikulum resmi bidang studi Bimbingan dan Konseling di perguruan tinggi misalnya dilihat proporsi kredit nilai yang harus diperoleh dalam bidang studi Psikologi, Dasar-Dasar Kebudayaan, Filsafat Manusia dan Filsafat Pancasila.

TENAGA BIMBINGAN DI SEKOLAH


1. Unsur Personil Bimbingan
  1. Menurut Pedoman-Pedoman Resmi. Dalam Kurikulum Sekolah Dasar 1975 disebutkan Kepala Seklah, Guru Kelas dan Penyuluh Pendidikan. Dalam Kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas 1976 disebutkan Kepala Sekolah, Penyuluh Pendidikan, Guru – Penyuluh atau Wali Kelas. Guru dan Petugas Administrasi. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional Nomor 30 Tahun 1990 tidak ditemukan ulasan khusus tentang kedudukan, tugas dan wewenang seorang konselor di perguruan tinggi. Dalam hal ini Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1980 sedikit lebih eksplisit, yaitu dalam Pasal 9 dan pasal 19. Pasal 9, Ayat 3 b mengatakan bahwa Pembantu Rektor III mempunyai tugas memilih serta mengorganisasikan kegiatan yang di institusi meliputi pelaksanaan usaha kesejahteraan mahasiswa serta usaha Bimbingan Konseling bagi mahasiswa. Dalam Pasal 19, Ayat 3 b, dikatakan yang sama tentang tugas Pembantu Rektor III dalam lingkungan fakultas
  2. Menurut Literatur Profesional dalam Bahasa Inggris. Tanggung jawab jajaran tenaga bimbingan sangat bergantung pada taraf keterlibatan dan sifat tugas mereka dalam rangka pelayanan bimbingan. Berdasarkan kedua patokan itu, dibedakan antara tiga kelompok personil bimbingan, yaitu:
    1. Tenaga bimbingan utama yaitu konselor sekolah
    2. Tenaga administrasi bimbingan atau yang memegang suatu fungsi pimpinan
    3. Tenaga yang menunjang, yaitu tenaga yang berkedudukan sebagai ahli dalam salah satu ilmu terapan atau salah satu aspek pengajaran serta karya social, yang mempunyai kaitan dengan pelayang bimbingan sekolah.
  3. Klasifikasi Personil Bimbingan.
                                    i.            Konselor Sekolah, yaitu tenaga professional yang mencurahkan seloruh waktunya pada pelayanan bimbingan.
                                  ii.            Guru Pembimbing atau Guru Konselor, yaitu seorang guru yang disamping mengajar di salah satu bidang studi, terlibat juga dalam rangkaian pelayanan, termasuk layanan Konseling.
                                iii.            Guru, yaitu tenaga pengajar yang melibatkan diri dalam pelayanan bimbingan.
                                iv.            Sumber Tenaga Penunjang, yaitu tenaga spesialis seperti psikolog, psikiater, ahli psikomentrik, dan dokter, tenaga narasumber, dan sebagainya.
Sumber: W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,Jakarta : PT Grasindo.

Sabtu, 12 November 2011

PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH


Seluruh kegiatan bimbingan itu terselenggara dalam rangkaaian suatu program bimbingan (guidance pogram), yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selema periode wakru tertentu, misalnya satu tahun ajaran.
1. Pola-Pola Dasar Pelaksanaan Bimbingan
  1. Pola Generalis berasaskan keyakinan, yaitu bahwa corakpendidkan dalam suatu institusi pendidikan berpengaruh terhadap kualitas usaha belajar siswa, dan bahwa seluruh stafm pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing siswa.
  2. Pola spesialis berasaskan keyakinan, bahwa pelayanan bimbingan di institusi pendidikan harus ditangani oleh para ahli bimbingan, yang masing-masing berkemampuan khusus dalam cara pelayanan bimbingan tertentu, seperti testing psikologis, bimbingan karir, dan konseling.
  3. Pola kurikuler berasaskan keyakinan, bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pelajaran khusus, dalam rangka suatu kursus bimbingan.
  4. Pola relasi0relasi manusia (human relation) dan kesehatan mental berasaskan keyakinan, bahwa orang akan hidup lebih bahagia bila dapat menjaga kesehatan mentalnya dan membina hubungan baik dengan orang lain.

2. Ragam-Ragam Bimbingan
  1. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan dalam mempersiapkan diri mengahadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapanagan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimsuki.
  2. Bimbingan Akademik, yaitu bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
  3. Bimbingan Pribadi Sosial, yaitu bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusian dengan seksama di berbagai bidang (pergaulan social).

3. Perencanaa Program Bimbingan
            Komponen-komponen dalam program bimbingan, yaitu:
  1. Pengumpulan Data (Appraisal), kompoenen ini mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data itu.
  2. Pemberian Informasi (Information), komponen ini mencakup usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.
  3. Penempatan (Placement), komponen ini mencakup segala usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan, sesudah tamat, meilih program studi lanjutan sebagai persiapan kelak memangku jabatan tertentu.
  4. Konseling (Counseling), komponen ini mencakup usaha membantu siswa mrefleksi diri melalui wawancara konseling secara individual atau secara kelompok,lebih-lebih bila siswa menghadapi masalah yang belum dapat terselesaikan secara tuntas.
  5. Konsultasi (Consultation), komponen ini mencakup semua usaha memberikan asistensi kepada staf pendidik di sekolah bersangkutan dankepada orangtua siswa, demi perkembangan siswa lebih baik.
  6. Evaluasi Program (Evaluation), komponen ini mencakup usaha menilai efisiensi dan efektivitas dari pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan.
Sumber: W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,Jakarta : PT Grasindo.
     

RUANG LINGKUP BIMBINGAN


1. Bimbingan sebagai “Bantuan”
            Tujuan dari bimbingan ialah supaya sesame manusia mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tigas yang ia dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Tujuan yang demikian sangat luas dalam ruang lingkupnya, karena tidak terbatas pada bidang kehidupan tertentu. Seluruh medan hidup seseorang terjangkau disini dan semua bidang kehudupan tercakup dalam bimbingan. Perkembangan kepribadian yang seoptimal mungkin itulah menjadi tujuan pelayanan bimbingan. Dengan demikian,jelaslah bahwa cirri khas dari bantuan melelui bimbingan terletak dalam tujuan bantuan itu sendiri, yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.

2. Orang-Orang yang Dilayani
  1. orang itu harus sudah sampai pada umur tertentu sehingga dapat sadar akan tugas-tugasnya.
  2. Orang itu harus dapat menggunakan pikiran dan kemauan sendiri sebagai manusia yang berkehendak bebas.
  3. Orang itu harus rela untuk memamfaatkan pelayanan bimbingan.
  4. Harus ada kebutuhan objektif untuk menerima pelayanan bimbingan.

3. Bimbingan di Sekolah
            Bimbingan diartikan sebagai proses membantu orang-perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya, itu berarti bahwa tenaga bimbingan professional di berbagai lembaga pendidikan melibatkan diri dalam segala usaha membantu siswa dan mahasiswa untuk memahami dirinya sendiri danlingkungan hidupnya dewasa ini. Untuk itu perlu tenaga/petugas bimbingan mengenal ruang lingkup kehidupan siswa dan mahasiswa. Ada tiga topic yang dibahas dalam bimbingan yaitu dunia nasional dan internasional, alam pikiran dan perasaan generasi muda, dan bidang pendidikan sekolah. Permasalahan yang dihadapi yaitu belajar, keluarga, pengisian waktu luang, pergaulan dengan teman sebaya, pergaulan dalam diri sendiri.
            Fungsi pokok dalam pelayanan bimbingan di sekolah ialah:
  1. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai dengannya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang cocok dengannya selama menjadi peserta didik di sekolahnya.
  2. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi.
  3. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi bimbingan sebagai nara sumber bagi tenaga pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sumber: W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,Jakarta : PT Grasindo.